Sekilas Tentang Universitas Bina Sarana Informatika: Sejarah, Program Studi, dan Fasilitas


Sekilas Tentang Universitas Bina Sarana Informatika: Sejarah, Program Studi, dan Fasilitas

Universitas Bina Sarana Informatika, atau biasa disingkat sebagai BSI, merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang memiliki fokus pada bidang informatika. Sejarah panjang universitas ini dimulai sejak tahun 1983, ketika pendiri BSI, Prof. Dr. Ir. Ary Ginanjar Agustian, M.M., Ph.D., memutuskan untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi yang mengkhususkan diri dalam bidang teknologi informasi.

Menurut Prof. Ary Ginanjar Agustian, visi dari pendirian BSI adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas di bidang informatika. “Kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan teknologi informasi di Indonesia, sehingga mahasiswa BSI akan dilatih dengan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan industri,” ujarnya.

BSI menawarkan berbagai program studi yang terkait dengan teknologi informasi, seperti Teknik Informatika, Sistem Informasi, Desain Komunikasi Visual, dan lain sebagainya. Program studi ini dirancang dengan mengacu pada perkembangan terkini di dunia teknologi informasi, sehingga lulusan BSI siap bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.

Selain itu, BSI juga memiliki fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar mahasiswa, seperti laboratorium komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak dan perangkat keras terkini. “Kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswa, mulai dari fasilitas hingga pengajaran yang berkualitas,” kata Dr. Ir. Adi Soeprijanto, M.T., Rektor BSI.

Dengan sejarah yang panjang, program studi yang bervariasi, dan fasilitas yang memadai, Universitas Bina Sarana Informatika terus berkomitmen untuk menjadi salah satu universitas terbaik di bidang teknologi informasi di Indonesia. “Kami percaya bahwa dengan terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, BSI akan mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era digital ini,” tambah Prof. Ary Ginanjar Agustian.